Jumat, 27 April 2012

Gay Menjadi Pemimpin Gereja


Mantan Uskup Mormon Kevin Kloosterman, mengatakan "keluar" dari komunitas Gereja Mormon, tahun lalu. "Saya keluar dari Gereja Mormon sebagai bentuk permintaan maaf pribadi kepada kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender", ucapnya. "Orang benar-benar tidak memahami mereka, tidak memahami masalah mereka, dan tidak memahami kehidupan mereka, dan saya berusaha memahami mereka", tambah Kevin, kepada CNN. 

Kevin tidak berbicara atas nama gereja, kemudian mantan Uskup Mormon berdiri di depan kerumunan kaum gay, saat berlangsung konferensi November, yang mengambil tema dan isu gay dan lesbian di Salt Lake City, Utah. Di mana Salt Lake City merupakan markas kaum Mormon.

Di depan para gay, lesbian, dan biseksual itu, Kevin mengatakan, "Maaf - sangat, sangat menyesal," ucap Kevin Kloosterman.  "Satu-satunya yang bisa saya katakan kepada anda adalah sabar. Saya telah melakukan begitu banyak untuk anda, mencari perubahan kecil dengan orang yang anda cintai, khususnya dengan jemaat Mormon jemaat, dan pemimpin gereja", tambahnya.

Permintaan maaf Kloosterman adalah salah satu contoh dari apa yang banyak pengamat Mormon dan Gereja melihat sebagai pergeseran baru dalam postur komunitas Mormon terhadap kaum gay dan lesbian, termasuk oleh gereja resmi itu sendiri.

Meskipun awalnya  doktrin gereja mengutuk perilaku homoseksualitas, dan gereja tetap menentang perkawinan sesama jenis, tetapi perlahan-lahan gereja di Barat telah berubah. Semakin banyak gereja mengadopsi gaya dan kaum lebi, dan bahkan mulai ada pemimpin gereja yang berasal dari kaum gay. Bahkan, sekarang gereja secara formal melegalkan perkawinan dikalangan sesama jenis. Di Inggris dan Amerika serikat para pendeta sudah menjadi jamak mengawinkan para gay. Sekarang gereja memperjuangkan hak-hak dasar masyarakt lesbian gay, biseksual dan transgender, termasuk dukungan menyuarakan untuk beberapa hak-hak gay.


Sementara seorang gay dari  Mormon di San Francisco terpilih tahun lalu menjadi pemimpin gereja. Serangkaian konferensi kaum gay dan lesbi yang menjadi pengikut  Mormon, beberapa bulan lalu, mendapatkan sambutan yang luas dari kalangan gay dan lesbi. 

Juru bicara Gereja Mormon Michael Purdy mengatakan, "Dalam Gereja, kami berusaha  mengikuti Yesus Kristus yang menunjukkan cinta besar dan kasih sayang terhadap semua kehendak anak Allah", ujarnya.

Sekarang di produki video tentang kedidupan gay, lesbi, dan biseksual, dan mendapatkan sambutan yang hangat dikalangan pemuda  di Amerika, ujar   Jensen. "Gambar-gambar viedo tentang kehidupan gay, lesbi dan biseksual dilihat hampir 400.000 kali di YouTube, dan  "sangat positif", ujar Jensen.

Gereja di Barat, tertmasuk Mormon yang begitu ketat dalam tradisi agama, tidak dapat bertahan mengahadapi hantaman, perubahan sikap masyarakat di Barat, yang berubah. Mereka tidak lagi dengan perkawinan yang wajar - laki dan perempuan. Perilaku menyimpang terus berkembang dengna pesat. Termasuk semakin maraknya gaya hidup kaum "Luth". Di seluruh dunia Barat.
Di seantero Eropa dan Amerika, di mana gereja mulai ditinggalkan pemeluknya, dan tidak tertarik lagi dengan gereja. Maka terpaksa gereja mengakomodasi perilaku menyimpang para pengikutnya. Di dalam kehidpan seksual mereka. Inilah sebuah gejala baru yang dapat menghancurkan perabadan dan bangsa Barat, tanpa harus diperangi mereka akan punah.
Di hampir seluruh daratan Eropa, Amerika dan Jepang,  orang-orang yang berusia diatas 60 tahun semakin bertambah banyak, jumlah  mencapai 67 persen. Usia yang tidak produktif. Anak-anak muda tidak tumbuh. Karena masyarakat Barat, menjadi pengikut "Luth", yang tidak mau bertanggung jawab.
Mereka ingin menikmati sek, tetapi mereka tidak mau mempunyai anak. Inilah yang akan menghancurkan Barat di masa depan. Gereja sekarang mengikuti kecenderungan masyarakat,  dan bahkan sudah mulai mengadopsi mereka, termasuk adanya uskup dan pendeta dari gay. (af)

0 komentar:

Posting Komentar